1. Pengertian
Tanggung Jawab
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidah disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Anda seorang mahasiswa ,
kewajiban adalah belajar. Bila anda belajar, maka hal itu berarti anda telah
memenuhi kewajiban anda. Berarti pula anda telah bertanggung jawab atas
kewajiban anda. Sudah tentu, bagaimana kegiatan belajar anda, itulah kadar
pertanggungjawaban anda. Bila pada ujian anda mendapat nilai C, atau B maka
nilai C atau B itulah kadar pertanggungjawaban anda.
Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut karena manusia,
selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk
Tuhan. Dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis. Manusia
sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap
dirinya (keseimbangan jasmani dan rohani) dan bertangung jawab terhadap
Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan
lebih kuat intensitasnya apabila ia memiliki kesabaran yang mendalam.
Tanggung jawab
manusia terhadap Tuhannya timbul karena manusia sadar akan keyakinannya terhadap nilai-nilai. Terutama keyakinannya terhadap nilai yang bersumber dari
ajaran agama. Manusia bertanggung jawab terhadap kewajibannya menurut keyakinan
agamanya. Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas
segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Kewajiban dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1.Kewajiban
terbatas : kewajiban ini tanggung
jawabnya diberlakukan kepada setiap
orang, sama, tidak dibeda-bedakan.
Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri, yang disampingnya diadakan
hukuman-hukuman.
2.Kewajiban
tidak terbatas: kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua
orang. Tanggung jawab kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan
oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
2.
Macam Tanggung Jawab
A.
Tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut
nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
B. Tanggung
jawab kepada masyarakat
Manusia
adalah makhluk sosial. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, dan
berbicara manusia terikat oleh masyarakat.
C. Tanggung
jawab kepada Bangsa/Negara
Bahwa
tiap manusia, tidak individual adalah warga Negara suatu Negara. Manusia tidak
dapat berbuat semau sendiri, bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada Negara.
D. Tanggung
jawab kepada Tuhan
Sebagai
ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana
pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
3. Pengabdian
Adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan
kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu
ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
A. Pengabdian
kepada keluarga
Hidup
berkeluarga ini didasarkan atas cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini
mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa
pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian, berarti kasih
sayang itu palsu/semu.
B. Pengabdian
kepada masyarakat
Manusia
adalah anggota masyarakat. Ia tak dapat hidup tanpa orang lain, karena
tiap-tiap orang saling membutuhkan.
C. Pengabdian
kepada Negara
Manusia
pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa/warga Negara suatu Negara. Karena
itu seseorang warga mencintai bangsa dan negaranya.
4. Kesadaran
Adalah
keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu, atau ingat (kepada
keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari
pinggangnya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tahu dan mengerti, misalnya,
rakyat telah sadar akan politik. Kesadaran moral amat penting untuk
diperhatikan orang, karena pelanggaran moral dapat berakibat merusakkan nama. Oleh
sebab itu kesadaran moral perlu dijaga oleh setiap individu. Al ini tidak
berarti bahwa kesadaran yang lain tidak penting. Semua kesadaran penting,
karena ketidaksabaran adalah salah satu hal yang dapat
menggoncangkan/sekuranfg-kurangnya membuat kepincangan dalam hidup.
5. Pengorbanan
Berasal
dari kata korban, artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu,
tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya/ikatannya dengan
sesuatu/demi kesetiaan, kebenaran. Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan
dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih,
tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
A. Pengorbanan
kepada keluarga
Pada
hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Dasar hidup berkeluarga ialah kasih
sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih
sayang/tidak ada cinta.
B. Pengorbanan
kepada masyarakat
Manusia
adalah makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri, dan saling
membutuhkan.
C. Pengorbanan
kepada Bangsa dan Negara
Semua
orang pasti menjadi anggota/warga dari suatu bangsa/Negara dan mempunyai
kewajiban antara lain membela Negara. Pembelaan itulah disebut pengorbanan.
D. Pengorbanan
karena kebenaran
Ada
peribahasa “berani karena benar, takut karena salah”. Menurut kodratnya,
manusia mempunyai hak hidup, dan hak kemerdekaan hidup. Oleh karena itu
penjajahan di atas bumi bertentangan dengan kodrat alam.
E. Pengorbanan
kepada agama
Berkorban kepada
agama berarti juga berkorban demi cintanya kepada Allah. Hal ini terjadi karena
adanya manusia bukan dengan sendirinya, tetapi ada karena diciptakan Allah.
Karena itu wajiblah manusia berkorban demi cintanya kepada agama dan juga
kepada penciptanya.
6. Manusia
dan tanggung jawab
Manusia
sering disebut sebagai makhluk yang bebas, artinya bebas menentukan dirinya
sendiri. Akal dan budi telah menempatkan manusia dalam kedudukan yang “membahagiakan”.
Di pihak lain akal dan budi memberikan “beban’bagi manusia. Sebab setiap
manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Setiap manusia
harus berani menanggung resiko dari apa yang dilakukannya. Setiap anggota
masyarakat dituntut tanggung jawab, demi tegaknya perarturan. Semua perilaku
setiap anggota masyarakat harus dapat diterima oleh masyrakat bersangkutan. Bila
ada pelanggaran dia akan mendapat hukuman dari masyarakat bersangkutan. Baik hukuman
fisik, maupun hukuman non fisik, yaitu dikucilkan dari pergaulan. Hukuman pengucilan
merupakan hukuman yang paling berat, sebab orang tersebut dijauhkan dari
pergaulan dengan sesamanya.
Sumber: Buku Ilmu Budaya Dasar
Drs. Djoko Widagdho, dkk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar