Nama   : Yelpi Pertiwi
Kelas   : 4EA25
NPM   : 17215230
Tugas   : Manajemen Pemasaran Global
Nilai
tukar mata uang rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Nilai tukar
rupiah ditutup rebound pada perdagangan akhir pecan lalu, Jumat (19/10/2018). Berdasarkan
data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 8 point atau
0,05% di level Rp. 15.187 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah
mata uang garuda sebelumnya dibuka terdepresiasi 30 point atau 0,20% di level
Rp. 15.225 per dolar AS. Rupiah menguat di saat mayoritas mata uang lainnya di asia
berada di zona hijau, dipimpin oleh peso Filipina Korea Selatan yang menguat
0,46% dan Won Korea Selatan yang terapresiasi 0,26%. Adapun Yen Jepang melemah
paling tajam sebesar 0,16%.
Penyebab
Nilai Mata Uang Terus Menurun :
1.      Neraca perdagangan defisit
Dikutip dari Kompas.com, salah satu penyebab melemahnya rupiah adalah karena neraca perdagangan yang defisit. Berdasarkan data yang ada, neraca perdagangan Indonesia sebenarnya sempat surplus pada bulan Maret sampai Juni 2018. Namun secara tahunan, neraca perdagangan kita defisit sebanyak 1,02 miliar dolar AS.
Dikutip dari Kompas.com, salah satu penyebab melemahnya rupiah adalah karena neraca perdagangan yang defisit. Berdasarkan data yang ada, neraca perdagangan Indonesia sebenarnya sempat surplus pada bulan Maret sampai Juni 2018. Namun secara tahunan, neraca perdagangan kita defisit sebanyak 1,02 miliar dolar AS.
2.      Kinerja perdagangan yang kurang optimal
Perdagangan di dalam negeri yang kurang optimal membuat rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini disebabkan juga oleh penyebab yang pertama yakni neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit dan kemudian berimbas ke defisit transaksi berjalan. Namun hal ini tak hanya terjadi pada rupiah saja melainkan terhadap mata uang dari berbagai negara lain.
Perdagangan di dalam negeri yang kurang optimal membuat rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini disebabkan juga oleh penyebab yang pertama yakni neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit dan kemudian berimbas ke defisit transaksi berjalan. Namun hal ini tak hanya terjadi pada rupiah saja melainkan terhadap mata uang dari berbagai negara lain.
3.      Yield Spread
Adanya yield spread antara US Treasury atau surat berharga pemerintah AS dan Surat Berharga Negara tenor 10 tahun yang semakin lebar juga turut berpengaruh pada melemahnya rupiah. Bima Yudhistira selaku peneliti Institute of Development for Economics and Finance mengatakan, semakin lebar yield spread maka investor asing akan cenderung menjual surat utang Indonesia.
Adanya yield spread antara US Treasury atau surat berharga pemerintah AS dan Surat Berharga Negara tenor 10 tahun yang semakin lebar juga turut berpengaruh pada melemahnya rupiah. Bima Yudhistira selaku peneliti Institute of Development for Economics and Finance mengatakan, semakin lebar yield spread maka investor asing akan cenderung menjual surat utang Indonesia.
4.      Sistem perbankan dan perang dagang
Menurut Shanti Rachmand selaku Presiden ASEAN International Business, ada 2 hal lagi yang membuat nilai rupiah anjlok. Pertama adalah infrastruktur sistem perbankan yang kurang memadai. Kedua yakni trade war atau perang dagang yang disinyalir memperburuk kondisi keuangan global.
Menurut Shanti Rachmand selaku Presiden ASEAN International Business, ada 2 hal lagi yang membuat nilai rupiah anjlok. Pertama adalah infrastruktur sistem perbankan yang kurang memadai. Kedua yakni trade war atau perang dagang yang disinyalir memperburuk kondisi keuangan global.
5.   Krisis Argentina
      Pada 31 Agustus 2018 lalu, Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Darmin Nasution 
      mengatakan bahwa adanya krisis di Argentina
sebagai salah satu penyebab rupiah melemah.
Argentina baru saja mendapatkan suntikan dana 50 miliar dolar AS dari International. Monetary
Argentina baru saja mendapatkan suntikan dana 50 miliar dolar AS dari International. Monetary
    Fund atau IMF, badan PBB. Namun arus modal keluar
Argentina masih sekarat sehingga bunganya
    dinaikkan sampai ke level 60 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar